Suatu kondisi dimana saya terbiasa terdiam dalam keramaian, dan saya terhanyut dalam kenyataan. Lupa akan dunia lain dalam kehidupan ini, tiba – tiba saya terhentak kagum melihat sisi lain dalam hidup ini. Rasa lupa akan ketidak mampuan, lupa akan ketidak berdayaan, akhirnya perlahan terkikis oleh alam yang mencekik fikiran dan suasana di ruang dan waktu yang saat itu aku labuhi. Sengaja kulibatkan tubuh ini pada alam, agar ketika dia marah dan murka pada manusia, tubuhku dikenalnya dan tidak dimakan oleh amarahnya. Kubiarkan alam mengenalku dengan sebaik – baiknya. Walaupun pada akhirnya nanti tubuh dan kehidupanku akan tergadaikan padanya. Karena aku yakin, suatu saat nanti tubuhku akan menyatu dengan alam. Sejauh kita melangkah, secepat kita berlari, dan secanggih teknologi melindungiku, tubuh kita tidak akan pernah jauh dengan alam. Lahir, tumbuh, hidup dan mati. Itulah konsep dasar dari kehidupan. Tidak ada lagi jalan lain untuk kita berpaling pada kenyataan.
Saat ku duduk diam dikelilingi para pelaku alam, ku terhenyak bangun dalam tidurku yang ku anggap bangun. Mereka berteriak menyerukan kebenciannya pada manusia yang selalu membuat gerah pelaku alam. “Hai kau manusia pembuat petaka, belum cukupkah aku kabarkan penderitaan yang telah kalian buat. Belum keraskah pemberitahuan yang ku sampaikan?” Suatu kutipan pedih dari kata – kata alam yang kudengar bersamaan. Sungguh segitu kejamnya kah diriku ini sebagai manusia? Apakah suatu saat nanti ketika ku kembali bersatu pada alam, alam akan menerima kedatanganku? Ini bukanlah dunia mistis yang kualami, namun dunia nyata lain yang sebelumnya telah ku alami, namun telah ku lupakan.
Setelah sekian lama ku terhanyut dalam duka sang alam, ku kembali pada dunia mimpiku bersama kehidupan lain tempatku biasa tinggal. Kubandingkan semua jenis kehidupan yang kualami, ternyata aku lebih memilih pada duniaku yang lain. Dunia dimana terlihat jelas jeritan – jeritan yang sebenarnya. Jeritan yang bukan tercipta oleh penjeritnya. Kadang sebuah kenyataan itu bukanlah sebuah kenyataan, mimpi bukanlah sebuah mimpi. Namun kenyataan itu adalah sebuah mimpi, dan mimpi itulah sebuah kenyataan yang tidak akan pernah kita sadari.
2 komentar:
hmmm, kamu ini kayaknya pendiam namun banyak mikir..curhatan yg bagus.. perbaiki terus gaya bahasamu..
salam; admin smartnet.
Jl. Cianjur Raya NO. 05 Karang pawitan - Karawang 41315
Telp/Faks 0267 845 4322
www.smar-tnet.co.nr
Posting Komentar