Rabu, 18 Juni 2008

Ratapanku bersama alam...!!!!!

Suatu kondisi dimana saya terbiasa terdiam dalam keramaian, dan saya terhanyut dalam kenyataan. Lupa akan dunia lain dalam kehidupan ini, tiba – tiba saya terhentak kagum melihat sisi lain dalam hidup ini. Rasa lupa akan ketidak mampuan, lupa akan ketidak berdayaan, akhirnya perlahan terkikis oleh alam yang mencekik fikiran dan suasana di ruang dan waktu yang saat itu aku labuhi. Sengaja kulibatkan tubuh ini pada alam, agar ketika dia marah dan murka pada manusia, tubuhku dikenalnya dan tidak dimakan oleh amarahnya. Kubiarkan alam mengenalku dengan sebaik – baiknya. Walaupun pada akhirnya nanti tubuh dan kehidupanku akan tergadaikan padanya. Karena aku yakin, suatu saat nanti tubuhku akan menyatu dengan alam. Sejauh kita melangkah, secepat kita berlari, dan secanggih teknologi melindungiku, tubuh kita tidak akan pernah jauh dengan alam. Lahir, tumbuh, hidup dan mati. Itulah konsep dasar dari kehidupan. Tidak ada lagi jalan lain untuk kita berpaling pada kenyataan.

Saat ku duduk diam dikelilingi para pelaku alam, ku terhenyak bangun dalam tidurku yang ku anggap bangun. Mereka berteriak menyerukan kebenciannya pada manusia yang selalu membuat gerah pelaku alam. “Hai kau manusia pembuat petaka, belum cukupkah aku kabarkan penderitaan yang telah kalian buat. Belum keraskah pemberitahuan yang ku sampaikan?” Suatu kutipan pedih dari kata – kata alam yang kudengar bersamaan. Sungguh segitu kejamnya kah diriku ini sebagai manusia? Apakah suatu saat nanti ketika ku kembali bersatu pada alam, alam akan menerima kedatanganku? Ini bukanlah dunia mistis yang kualami, namun dunia nyata lain yang sebelumnya telah ku alami, namun telah ku lupakan.

Setelah sekian lama ku terhanyut dalam duka sang alam, ku kembali pada dunia mimpiku bersama kehidupan lain tempatku biasa tinggal. Kubandingkan semua jenis kehidupan yang kualami, ternyata aku lebih memilih pada duniaku yang lain. Dunia dimana terlihat jelas jeritan – jeritan yang sebenarnya. Jeritan yang bukan tercipta oleh penjeritnya. Kadang sebuah kenyataan itu bukanlah sebuah kenyataan, mimpi bukanlah sebuah mimpi. Namun kenyataan itu adalah sebuah mimpi, dan mimpi itulah sebuah kenyataan yang tidak akan pernah kita sadari.

Kamis, 05 Juni 2008

Pemberian yang sangat berharga....!!!!

Suatu ketika, saat hidup ini terasa menjenuhkan, menyakitkan, dan bahkan terasa sangat menyiksa diri kita. Kita pasti mengharapkan sesuatu yang bisa mengurangi bahkan bisa menghilangkan semua hal tersebut. Betul tidak...??? Ketika manusia selalu berharap-berharap dan berharap, maka sampai kapanpun kita akan selalu tertinggal. Lalu bagaimana dong buat menghilangkan semua hal tadi........?? Satu-satunya hal manjur yang bisa menghilangkan semua hal tadi adalah "memberi". ( Lah bagaimana kalau kita merasa jenuh karena kita merasa kekurangan...? apa yang akan kita beri padahal kita merasa kekurangan..??) Suatu hal yang tidak pernah disadari oleh setiap manusia adalah ketika dia mengatakan "saya tidak punya apa-apa". Padahal dimuka bumi ini tidak ada satu orangpun yang tidak memiliki apa-apa.

Disini kita hanya tidak sekedar memberi dan tidak sembarangan memberi. Mulai dari hal yang paling kecil, Berilah orang lain dengan senyuman dan keramahan..!! Pasti kejenuhan hidup kita akan sedikit hilang bahkan bisa menghilang.

Itulah Pemberian yang sangat berharga. Kenapa...? Karena kita bukan hanya memberi sesuatu terhadap orang lain, tapi kitapun telah memberi sesuatu pada diri kita....



54nc4'5 5n4k3

Selasa, 03 Juni 2008

Hariku selalu resah....??

Assalamualaikum
Bismillaahirrahmaanirrahiim

(Suatu waktu, tiba seorang anak kecil bernama Dudun datang kerumahnya. Dia berkata pada sang Ibu.)
Dudun:Bu, kita hidup untuk apa sih...?
(Ibu tersenyum mendengar pertanyaan anaknya yang masih berumur 7th.)
Ibu: Kenapa kamu menanyakan hal itu....?
Dudun : Aku bingung dan tidak habis fikir Bu, kenapa Tuhan menciptakan saya ke bumi ini?
(Ibu kaget dan terharu mendengar ucapan anaknya itu. Padahal anak itu masih terlalu muda untuk mengatakan hal itu. Lalu Ibu pun mengalihkan pembicaraan.)
Ibu:Sudahlah, ayo kamu cepet mandi..!!! Jangan nanya mulu..!!!
Dudun: Yah Ibu, saya nanya ko gk dijawab sih?
(Sang anakpun langsung pergi mengikuti perkataan Ibunya.)

12 tahun telah berlalu, Si anakpun sudah mulai dewasa. Dia slalu aktif dalam setiap kegiatan kampus. Bahkan dia sering mengikuti aksi demonstrasi bersama teman-temannya.

Setelah sekian lama tidak dia sadari, akhirnya dia teringat kembali pertanyaan hidupnya yang dulu belum terjawab. "Untuk apakah aku hidup di dunia ini? Apa maksud Allah menciptakan saya ke muka bumi ini..? ".

Dudun: (sambil melamun sendiri) Ya Allah, untuk apa sih aku hidup dimuka bumi ini, diantara orang-orang yang serakah, diantara orang-orang bangga akan kemaksiatan, diantara orang-orang yang senang dan gembira setelah berbuat dosa. Andaikan memang aku diantara orang-orang seperti itu, lebih baik aku Kau panggil kembali kepangkuanmu Ya Allah..!! Aku takut jika Kau marah padaku, Aku khawatir bila Kau Murka padaku. Dan aku takut akan Siksa-Mu.

Tak lama kemudian, datang seorang pengemis muda yang cacat dan tak berdaya menghampiri Dudun. Dan diapun berkata
Pengemis: Kang, saya belum makan. Bolehkah saya meminta sedikit hartamu....?
Dudun: Maaf ya, aku lagi gak ada uang.
(Padahal disakunya Dudun mempunya uang lembaran Rp.10.000,- 2 lembar)
Pengemis : Tolong, bersihkan hatimu..!! Janganlah suka mengeluh, dan ingat, setiap perbuatanmu, pasti akan ada balasannya. Bahkan mulai dari ucapanmu, itu akan kau terima hasilnya. Entah buruk,entah baik, itu tergantung darimu.

Dudun kaget dan pandangannya pun pergi entah kemana. Jiwanya terbawa ke dunia Utopis yang tak pernah dia sadari dimana tempatnya. Tak lama kemudian dia tersadar dalam lamunannya. Diapun langsung berniat pulang kerumah sambil memikirkan maksud ucapan pengemis muda yang belum lama menghampirinya.
Ternyata sebelum sampai di tempat pemberhentian,uang yang dia miliki hilang tak bersisa. Diapun sibuk mencari kesana-kemari. Tak lama kemudian datanglah seorang Bapak Tua menghampirinya. Dan berkata,
Bapak tua: Sedang mencari apa nak...?
Dudun : Saya mencari uang saya yang hilang pak.
Bapak tua: Mungkin uangmu hilang akibat perbuatanmu nak, kau mungkin telah lupa akan tugasmu di muka bumi ini. Sehingga bumipun akan mengambil semua yang kau miliki sebagai janji yang tak pernah kau sadari sebelumnya.

Serentak Dudun kaget dan segera menghampiri Bapak tua itu dan langsung menghujaninya dengan pertanyaan dengan perkiraan, dia akan menemukan jawaban atas keresahan yang selama ini dia rasakan.

Dudun : Pak, maksud pembicaraan Bapak apa? Saya kurang faham pak.
Bapak tua : Nak, tolong sering-seringlah kau cermati kehidupan disekelilingmu..!!! niscaya suatu saat nanti kamu akan mengetahui makna dirimu diturunkan dimuka bumi ini.
Dudun : (Masih kebingungan dan bertanya kembali)Pak, saya sudah sering memperhatikan seseorang, memperhatikan tumbuhan, binatang, bahkan orang gilapun sering saya perhatikan. Tapi saya belum bisa merasakan apapun akan keresahan saya ini Pak.
Bapak tua : Kalau seperti itu, artinya kamu belum memahami Nak. Coba gini saja, Saya mau bertanya padamu, Apakah ada intervensi Tuhan terhadap hidupmu di bumi ini...? Allah semata- mata memberikan bumi ini untuk apa? Apakah segala musibah dimuka bumi ini Allah penyebabnya...? Apakah setiap kesengsaraan seseorang itu Allah yang membuat....? Sekarang, fikirkanlah semua pertanyaan-pertanyaan diatas..!! Setelah kau temukan jawabannya, jangan pernah kau mencariku untuk kau temui..!!!
Dudun : Kenapa pak...? Lalu saya harus temui siapa...? Apakah kau tega membuatku terus tersiksa atas semua keresahan ini...?
Bapak tua : (Dengan nada marah)Heh nak, cepat kamu ucapkan Dua Kalimat Syahadat sekarang juga..!! Aku bukan Tuhan yang bisa menenangkanmu, Aku bukan juru selamat yang bisa menuntunmu ke jalan keselamatan. Yang mementukan waktu didepan itu hanya dirimu..!!! Suatu saat nanti setelah kau sadari pertanyaan-pertanyaan dari saya, saya yakin kau akan langsung pulang dan mencium kaki Ibumu. Pergi.....!!!!!!!

Dengan tatapan yang penuh dengan air mata, Dudun pergi meninggalkan Bapak tua tersebut sambil berharap akan menemukan jawaban atas pertanyaan yang terlontar dari mulut Bapak tua tersebut.

Selesai................?????????????????

"Kawan-kawan para pembaca yang saya hormati, mungkin anda merasa heran? Mengapa cerita diatas selesai tanpa ada jawaban yang jelas...? Itu mungkin saya buat, agar kita sama-sama mencari dan mencari makna dari hidup kita ini. Karena setiap pandangan orang mungkin akan berbeda-beda. Tergantung apa yang anda inginkan, yang tentunya akan ada konsekuensi logis setelah perbuatan anda. Satu pesan dari penulis, fikirkan akibat dari perbuatan yang akan kita lakukan dengan akal sehatmu.!! karena itu potensi penting bagi manusia, yang tentunya barang termahal bagi kita."

Terima kasih


Wassalamualaikum